Tidak Ada Yang Sia-sia

Seandainya pengalaman bisa dibeli sudah pasti saya akan membelinya mencarinya di toko-toko sampai ketemu, tapi sayang pengalaman itu harus dirasakan dan dialami sendiri entah itu baik ataupun buruk.  Kadang saya berpikir kalau apa yang akan saya perbuat apakah akan melukai atau mengecewakan seseorang karena saya pun tidak mau diperlakukan seperti itu. Belajar ajaran Buddha itu harus selalu ditimbang dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Memang saya ini jauh dari sempurna masih banyak melakukan kesalahan setidaknya saya ingin menjadi orang yang sesuai dengan apa yang saya ucapkan. Tetapi kadang mempraktekkan apa yang kita ucapkan itu sungguh sulit, kadang harus mengalami tekanan batin karena memendam kesabaran kadang pula ingin menusuk seseorang dengan pedang tatkala kesabaran itu diuji. Ujiannya justru datang dari orang-orang disekitar yang sering berhubungan dengan kita sehari-hari. Teman, keluarga, saudara, guru spiritual bahkan dari diri sendiri. Bahasa gaulnya ya capek hati. Rasa tidak terima ingin saya tumpahkan dengan mencabik-cabik orang yang tidak pernah mau intropeksi diri. Namun ketika ingat tentang hukum karma ya sudahlah mungkin ini bagian saya yang harus dijalani saya bisa menerima namun dengan catatan ketika saya masih dalam keadaan sadar dan semoga saya akan selalu sadar setiap saat.

Saya termasuk orang yang susah memaafkan jika saya sudah dikecewakan lebih-lebih kepada orang yang tidak bisa menjaga rahasia dan suka pamer. Kadang saya bertanya pada diri sendiri bahwa saya tidak boleh berbuat demikian karena setiap orang bisa saja berbuat salah, pikiran saya akan tenang kembali dan mencoba memaafkan orang-orang akan tetapi orang yang akan dimaafkan justru makin menjadi seolah-olah saya lah yang menjadi penjahatnya. Untuk itu saya tidak bisa memaksakan seseorang untuk berubah atau bisa merubah seseorang setidaknya saya sendiri yang harus berubah. Gampang, tidak usah diambil pusing. Fokus pada apa yang ada di dalam diri bukan diluar diri. Kadang orang-orang hanya membutuhkan perhatian makanya sering kali melibatkan seseorang dalam masalahnya. Padahal masalah itu ada di dalam dirinya tentang bagaimana diri kita yang tidak mau menerima apa adanya.

Perubahan itu sudah biasa, kenapa masih memendam sesuatu yang menimbulkan karma baru melalui pikiran? Sikap cuek itu diperlukan terhadap hal-hal yang menurut saya tidak bermanfaat. Saya merasa banyak hal telah terjadi yang membuka cara pandang baru dalam menyikapi masalah. Sesuatu yang terjadi dalam hidup saya tidak ada yang sia-sia, semua memberi manfaat yang besar. Tempat dan ladang melatih diri dalam dunia nyata tidak mudah mempraktekkan setidaknya saya tahu ketika saya sedang dipaksakan untuk membenci, tidak suka maka saya harus menetralkan kembali dengan cuek dan mengingat bahwa tujuan hidup saya untuk bahagia. Jika bertemu orang yang akan mempersulit langkah dalam kebajikan sebaiknya saya yang menghindar, jika bertemu orang dengan sikap yang hanya akan membawa saya jatuh dalam rasa kebencian sebaiknya saya menghindar. Kita yang memutuskan dengan pengalaman yang tidak bisa dibeli maka sebaiknya kita menjadi dewasa dalam berpikir dan bertindak. Sempurna pengetahuan akan lebih etis lagi kalau sempurna dalam praktek, masing-masing mempunyai tanggung jawab membawa hidupnya menuju ke tujuan. Adalah bodoh menyia-nyiakan waktu dengan tidak bermanfaat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Embun Cinta

Jodoh Dan Budhism

Let's Do It!