ATEIS DAN KEHIDUPAN

Kita sebagai manusia pasti mengalami yang namanya pasang surut kehidupan, disegala bidang. Kehidupan pribadi maupun sosial, menerima kondisi yang berbeda-beda, siapa yang memegang peranan dalam pasang surut kehidupan? Apakah memang sebuah takdir yang sudah ditentukan atau diatur oleh "Makhluk" tertentu?

Disaat saya jenuh dengan lingkungan ke -agamaan yang kadang menurut saya semua memakai topengnya masing-masing saya menjadi malas untuk terlibat lagi apalagi jika sudah dilandasi dengan kepentingan pribadi diatas kepentingan agama itu membuat saya berpikir untuk menjadi seorang ateis yang tidak diribetkan dengan segala macam ritual dan pembelajaran moral dengan teori yang begitu banyak. Di luar negri terutama orang ateis lebih bahagia hidupnya dan tidak ada aturan untuk beragama. Tidak sama dengan di Indonesia harus memeluk satu agama jika ingin menjadi warga negara yang diakui. Dari jaman dahulu kala agama sebenarnya hanya sebagai wadah untuk menuntun orang supaya menjadi lebih baik, mempunyai peradaban moral yang patut diteladani. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman menurut saya agama menjadi beralih fungsi lebih sering digunakan untuk kepentingan politik dan sebagai wadah untuk mencari rejeki. Memang sah-sah saja apalagi di jaman yang sekarang dimana manusia perkembangannya lebih cepat karena usia dini sudah menikah dan mempunyai banyak anak adalah berkah dan rejeki. Itu pandangan pribadi untuk menutupi bahwa nafsu telah menguasai dirinya. 

Apakah saya akan menyumbang manusia baru? entahlah... seandainya bukan saya pun diluar sana sudah beribu-ribu wanita yang ingin menyumbang manusia baru untuk bumi ini karena katanya itu adalah bukti kesempurnaan wanita. Hmm, tetapi saya berpikir lagi saya akan tetap menjadi murid Sang Buddha, mencoba dan terus belajar memahami hakekat kehidupan sedikit demi sedikit walaupun sedikit saya berharap mampu mengerti walau jujur kadang amarah masih menguasai saya. Itu wajar karena membela diri adalah kebiasaan he-he-he.

Proses kehidupan dimulai dari kelahiran. Ada 31 alam kehidupan dimana suatu makhluk dapat terlahir kembali. Bagaimana suatu makhluk dapat terlahir kembali di alam-alam tersebut? apakah ditentukan oleh "Sang Pencipta"? 

Menurut Abhidhamma, seseorang dapat terlahir di suatu alam kehidupan, dikarenakan oleh Javana Marana sanna vithi-nya yaitu pikiran terakhir menjelang kematian. Pikiran terakhirnya inilah yang akan menjadi penentu kelahirannya kembali di alam menyenangkan atau di alam menderita. Pikiran kusala akan membawa pada kelahiran di alam bahagia, sebaliknya pikiran Akusala akan membawa pada kelahiran di alam rendah. Oleh karena itu kelahiran seseorang sangat ditentukan oleh Kamma yang diperbuatnya, baik Kamma baik ataupun Kamma buruk dan bukan ditentukan oleh suatu "Makhluk" tertentu ataupun karena memeluk ajaran / agama tertentu. Pikiran terakhir ini sangat ditentukan oleh Kamma-Kamma yang diperbuatnya selama hidup. Ada 4 jenis Kamma yang paling berkekuatan memberikan hasil dalam menentukan kehidupan / kelahiran berikutnya yaitu :

1. Garuka Kamma (Kamma berat) yaitu Kamma yang paling berkekuatan  dalam menentukan kehidupan berikutnya.

2. Asanna Kamma (Kamma menjelang kematian) yaitu Kamma yang dilakukan dan diingat seseorang menjelang kematiannya.

3. Acinna Kamma (Kamma kebiasaan) yaitu Kamma yang dilakukan oleh seseorang secara rutin dan kebiasaan, atau bisa saja itu merupakan perbuatan yang dilakukan sekali dan dipikirkan berulang-ulang.

4. Katatta Kamma (Kamma yang tidak terspesifikasi) yaitu Kamma yang tidak mencakup dalam Kamma yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi Kamma yang telah dilakukan dan telah dilupakan, tetapi cukup berpotensi untuk berperan sebagai kelahiran kembali.

Jika seseorang pernah melakukan Garuka Kamma, maka Kamma itulah yang akan menentukan kelahirannya kembali, tapi bila tidak ada,makan Asanna Kamma lah yang berperan menentukan kelahiran. Akan tetapi bila tidak keduanya, maka Acinna Kamma lah yang akan berpeluang menentukan kelahiran kembali, lalu Katatta Kamma yang tidak terduga juga dapat muncul.

Sedangkan dimana tempat makhluk itu akan dilahirkan, ditentukan berdasarkan 4 jenis Kamma yang akan menentukan tempat kelahiran suatu makhluk, yaitu :

1. Akusala Kamma yaitu Kamma yang tidak baik/ buruk / amoral, yang akan membawa pada kelahiran di 4 alam rendah / menderita (binatang, setan/peta, raksasa/asura, neraka)

2. Kamavacara-Kusala Kamma yaitu Kamma yang baik, yang akan membawa pada kelahiran di 7 alam menyenangkan (alam manusia dan 6 alam sugati/surga/dewa)

3. Rupavacara-Kusala Kamma yaitu Kamma baik dari makhluk yang telah mencapai Rupa-Jhana yang akan membawa pada kelahiran di 16 alam Rupa (Rupa-loka)

4. Arupavacara-Kusala Kamma yaitu Kamma baik dari makhluk yang telah mencapai Arupa-Jhana yang akan membawa pada kelahiran di 4 alam Arupa (Arupa-Loka)

Jadi tidak benar bila ada pandangan yang menyatakan bahwa dengan memeluk ajaran / agama tertentu, seseorang dapat terlahir di surga, dan bila tidak akan terlahir di neraka. Akan tetapi perbuatan kita lah yang menentukan dimana kita akan dilahirkan.

Kamma sangat memegang peranan dalam pasang surut kehidupan, bukan dikarenakan takdir yang sudah ditentukan/diatur oleh "Makhluk" tertentu.

Jadi sebaiknya jangan jadikan agama sebagai alasan apapun apalagi sampai terjadi pertumpahan darah karena pada akhirnya moral dari masing-masing individu yang akan menentukan seseorang itu beragama ataupun tidak. Semua orang bisa masuk surga dan bisa juga masuk neraka apapun agamanya seorang ateis pun bisa ke surga dan ke neraka. Semua tergantung dari bagaimana kita mengolah pikiran kita secara benar dan menyerap apa yang benar menjadi kebenaran tidak dicampuri kepercayaan yang membuta. Come and See... Kita adalah makhluk yang sama yang masih banyak debu dimata saling menghargai dan menghormati itu lebih penting, tenggang rasa, perbaiki diri dari dalam diri bukan dari luar dan menyalahkan pihak lain.

Peace mind...