Tidak Ada Alasan Bagi Saya
Hari pertama kerja setelah libur panjang harusnya saya semangat seperti yang sudah saya rencanakan. Selalu semangat kembali mengejar untuk mewujudkan mimpi. Tetapi hari ini saya lesu, merasa kecewa dan tidak bergairah. Kenapa? Rasanya saya sedang galau mungkin tapi tentang apa? Semangatku lagi mengendur seperti senar gitar yang sumbang. Harusnya saya puas sudah jalan-jalan, pulang kampung dan aktifitas lainnya yang membuang uang. Bukan saya menyesal dengan uang yang sudah kukeluarkan. Saya tidak peduli yang penting saya puas. Namun rasa ini membuatku benar-benar tidak merasa nyaman. Saya ingin sendirian atau kalau bisa bertemu Buddha. Hampa namun tak tahu mengapa. Saya sedikit terhibur dengan obrolan yang kubuat sendiri dengan orang yang memang ku kagumi. Saya senang dia membalasnya ada rasa bahagia yang tak bisa terkatakan. Saya sadar saya hanya seorang pengagum namun kadang saya berharap lebih untuk tidak hanya sekedar pengagum. Saya pikir dia lah yang mampu menghapus semua lara, penyemangat hidup, karena setiap saya mengingatnya ada energi baru yang membuatku bertahan untuk berjuang. Entahlah...
Mengapa saya punya rasa ini rasa yang manusiawi yang menyiksa batin sendiri. Tapi saya selalu berharap bisa bersamanya walaupun entah menjadi apa saya kemudian hari. Saya ingin bertahan dengan ketidakmampuanku melepasmu. Saya akan berjuang sampai saya lulus tahap demi tahap menghadapi terjalnya kehidupan. Saya tidak mau tapi saya harus mau karena tidak ada alasan menghindar yang ada hanyalah menghadapi kenyataan. Pahit, manis kehidupan adalah saya yang buat sendiri. Tidak perlu lagi merasa tidak mampu. Saya harus menjadi seperti apa yang saya inginkan. Tetap semangat mengarungi samudra kehidupan yang entah kapan berakhir. I have nothing, just a dream... Mimpi yang membuat saya selalu menatap ke depan bahwa hidup kita yang rasa. I miss you... seseorang yang selalu membuatku tersenyum meski mungkin tak kau sadari tapi saya yakin kamu tahu. :)
Komentar
Posting Komentar